Jadi Mahasiswa? Belum Lengkap Bila Tak Berkunjung Ke Bakso Kabut Jember
Bakso, menjadi makanan favorit bagi setiap orang. Siapa yang nggak suka bakso?
Pasti kalo ditanya yang demikian jawabannya, sangat suka.
Seminggu sebelum saya menulis di blog ini, saya mengunjungi salah satu warung bakso yang cukup tenar di Jember. Biasa orang-orang menyebutnya Bakso Kabut. Bakso kabut tidak seperti yang kamu bayangkan. Mungkin yang kamu pikirkan bakso kabur adalah bakso yang warnanya gelap, atau bakso yang harus di jemur di bawah kabut. Bukan..
Bakso Kabut Jember
Bakso kabut adalah sebutan baksonya Bu Juhairiyah, pemilik dan pendiri warung bakso yang berada di jalan Rasamala, Kemuning Lor, Arjasa Jember. Kenapa saya hapal dengan alamatnya? Karena saya dapat oleh-oleh stiker kartu nama bakso tersebut, keren tidak? Yang pastinya nggak kalah saing dengan anak-anak metal lainya yang hobi koleksi stiker.
Oh ya. Bakso ini nggak membuka cabang, di slogan dan di stiker “tidak membuka cabang”.
Berarti yang saya kunjung adalah bakso yang tidak ada duanya, dan dapat disimpulkan jika terdapat bakso kabut yang lain berarti kabutnya dari arah angin yang berberda. :D
Nah langsung saja.
Bagaimana rasanya?
Rasanya tidak jauh berbeda dengan bakso lainnya, tetapi aroma bakso ini seperti mempunyai ciri khas.
Entah dibubuhi apa saya juga tidak paham betul.
Biasanya aroma bawang, tetapi tidak begitu menyengat.
Memang beda. Bakso ini mempunyai selimut luar yang berbahan dasar telur.
Berwarna putih. Makanya disebut bakso kabut karena di lapisan paling luar terdapat telur yang seperti kabut.
Rasanya pun nikmat. Apalagi ditambah sambel hijau dan kecap manis, ingat jangan kebanyakan saos!
Untuk masalah harga bakso kabut ini bervariasi, konsumen tinggal pilih menu apa yang aka dipesan.
Bu Juhairiyah membandrol harga bakso kabut dengan harga standart Rp 10.000,-
Itupun bagi saya sudah wajar, karena rasa dan kualitas dapat saya rasakan sendiri.
Itulah alasan saya mengapa harus kesana lagi jika ada rejeki dan waktu luang.
Pasti kalo ditanya yang demikian jawabannya, sangat suka.
Seminggu sebelum saya menulis di blog ini, saya mengunjungi salah satu warung bakso yang cukup tenar di Jember. Biasa orang-orang menyebutnya Bakso Kabut. Bakso kabut tidak seperti yang kamu bayangkan. Mungkin yang kamu pikirkan bakso kabur adalah bakso yang warnanya gelap, atau bakso yang harus di jemur di bawah kabut. Bukan..
Bakso Kabut Jember
Bakso kabut adalah sebutan baksonya Bu Juhairiyah, pemilik dan pendiri warung bakso yang berada di jalan Rasamala, Kemuning Lor, Arjasa Jember. Kenapa saya hapal dengan alamatnya? Karena saya dapat oleh-oleh stiker kartu nama bakso tersebut, keren tidak? Yang pastinya nggak kalah saing dengan anak-anak metal lainya yang hobi koleksi stiker.
Oh ya. Bakso ini nggak membuka cabang, di slogan dan di stiker “tidak membuka cabang”.
Berarti yang saya kunjung adalah bakso yang tidak ada duanya, dan dapat disimpulkan jika terdapat bakso kabut yang lain berarti kabutnya dari arah angin yang berberda. :D
Nah langsung saja.
Bagaimana rasanya?
Rasanya tidak jauh berbeda dengan bakso lainnya, tetapi aroma bakso ini seperti mempunyai ciri khas.
Entah dibubuhi apa saya juga tidak paham betul.
Biasanya aroma bawang, tetapi tidak begitu menyengat.
Memang beda. Bakso ini mempunyai selimut luar yang berbahan dasar telur.
Berwarna putih. Makanya disebut bakso kabut karena di lapisan paling luar terdapat telur yang seperti kabut.
Rasanya pun nikmat. Apalagi ditambah sambel hijau dan kecap manis, ingat jangan kebanyakan saos!
Untuk masalah harga bakso kabut ini bervariasi, konsumen tinggal pilih menu apa yang aka dipesan.
Bu Juhairiyah membandrol harga bakso kabut dengan harga standart Rp 10.000,-
Itupun bagi saya sudah wajar, karena rasa dan kualitas dapat saya rasakan sendiri.
Itulah alasan saya mengapa harus kesana lagi jika ada rejeki dan waktu luang.
Cancel
saya menerima komentar Anda dalam bentuk yang mudah dibaca, mudah dipahami dan yang pasti sopan.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk berkomentar di blog saya. Komentar dapat diketik pada kolon dibawah ini: